Nggak Nyangka, Kita Ternyata Jago Jualan lho..
Entrepreneurship atau kewirausahaan ada di dalam kurikulum pendidikan di Kampus Yatim Kreatif Indonesia (Yakin). Tujuannya adalah memberikan life skill berupa jiwa wirausaha dan kemandirian berusaha. Lebih dari itu, kewirausahaan juga melatih mental keberanian dan sikap kejujuran.
Di kampus Yakin DD Sumsel sendiri, materi kewirausahaan diberikan dalam bentuk teori dan praktek. Dalam kesempatan pertemuan teori, kepada adik-adik diberikan pengetahuan tentang jual-beli di dalam Islam. Praktek-praktek dagang yang sesuai dengan syariat islam berikut dengan penerapan contohnya.
Termasuk pula diberikan materi tentang materi jual beli yang dilarang di dalam Islam. Seperti menipu, barang tidak sesuai dengan yang ditawarkan, sengaja mengurangkan timbangan, mencampurkan barang yang baik dengan yang buruk dan lain sebagainya.
Selain teori, anak-anak Yakin juga diberikan kesempatan untuk melakukan simulasi jualan alias praktek jual-beli langsung.
Dan kesempatan emas itu datang pada Ahad (20/12) lalu. Dengan mengambil tempat di keramaian Car Free Day (CFD) di Kambang Iwak Family Park Palembang, anak-anak Yakin bersemangat menggelar dagangan.
Pagi-pagi, sebelum pukul 8, mereka sudah datang ke lokasi dengan membawa barang dagangan. Ada yang membawa pernak-pernik macam bros, gantungan kunci hingga ke aneka makanan seperti pisang coklat, kempalang, risol dan sebagainya.
Tentang barang dagangan yang dibawa pada hari itu, para kakak asuh memberikan aturan. Bahwa harga barang yang dijual itu paling mahal Rp.10 ribu per buahnya dan masing-masing anak dibatasi modal maksimum Rp.50 ribu saja per anak.
Selanjutnya, mereka dikumpulkan oleh para kakak asuh di pos dan diberikan briefing. Selanjutnya, mereka kemudian dibagi ke dalam kelompok masing-masing dan menyebar untuk berjualan di sekitar daerah Kambang Iwak.
Selama berjualan mereka diawasi dan diarahkan oleh para kakak asuh masing-masing. Selain itu, ada jiga tim kecil yang bertugas menilai dari para kakak mentor.
Sebagai bahan dari evaluasi, tim kecil ini akan menilai beberapa poin, seperti dagangan siapa yang paling laris dan membawa untung, lalu siapa yang paling gigih jualannya dan yang paling baik dan kreatif cara menawarkan dagangannya.
Tepat pukul 8 pagi, dengan penuh semangat, mereka mulai menawarkan dagangan mereka kepada warga kota Palembang yang asyik berolahraga dan menghabiskan waktu bersama keluarga di tempat tersebut. Suasana mulai ramai, padat merayap.
Nerveous? Tentu saja. Karena ini merupakan pengalaman pertama mereka berjualan di tempat umum. Karena sebelumnya, mereka praktek jualan di dalam kampus saja. Saling jual beli di antara mereka dan kakak asuh.
Namun, tak lama gugup mereka itu hilang. Berganti dengan semangat berjualan bagaimana caranya agar jualannya laku! Ternyata, para adik-adik Yakin ini punya bakat jadi enterpreneur, mereka jago jualan rupanya.
Menjelang pukul 11 siang, mereka kemudian dikumpulkan kembali ke dalam pos dan dilakukan evaluasi. Ada anak yang jualannya sudah habis, ditanya bagaimana cara ia menawarkan dagangan. Ada pula yang belum habis, ditanya bagaimana ia berjualan. (KJ-04/*)